Pengendara ialah mereka yang memanfaatkan jalan dengan menggunakan alat bermotor maupun manual. Pengendara bisa menjadi korban atau bahkan tersangka ketika terjadi kecelakaan lalu lintas, bagaimana pengendalian kecelakaan tersebut?? diperlukan suatu manajemen penanggulangan untuk meminimalisir kecelakaan ketika berkendaraan. Pertama yang harus dilakukan ialah upaya subtitusi yaitu dengan mengganti peralatan berkendara yang kurang memenuhi syarat operasi namun jika memang tidak bisa maka dieliminasi dengan menggantinya sebab keselamatan pengendara dan penumpang harus lebih diutamakan.
Selain kedua upaya tersebut harus ada upaya pendukung, karena kecelakaan bisa disebabkan oleh dua hal yaitu unsafe action dan unsafe condition maka selain memperhatikan peralatan kendaraan pastikan pengendara dalam keadaan baik dan memenuhi persyaratan berkendara. Sebaliknya jikakecelakaan masih terus terjadi maka pemegang kebijakan yang harus mengambil alih kendali untuk menekan angka kecelakaan berlalulintas. Namun aneh saat ini yang terjadi malah sebaliknya seperti hal semacam ini tidak diperhatikan. UU kesehatan No.36 tahun 2009 malah tidak menyampaikan masalah perlunya IS (Inspeksi sanitasi) pada angkutan umum sedangkan UU lama No.23 tahun 1992 pada pasal 22 menjelaskan "Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya"
 |
mungkin mereka yang tidak tahu memandang sebelah mata pentingnya inspeksi sanitasi namun apa ada yang bisa menjelaskan kenapa kecelakaan bus akhir-akhir ini sering terjadi?? tentu saja jawabanya karena kurangnya pengawasan pada sopir dan kendaraannya, lalu siapa yang melakukan pengawasan?? yak, semestinya petugas sanitasi yang berperan memeriksa sanitasi dan kesiapan pengendara sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, tapi dikarenakan dalam UU 36 tidak mencantumkan kebijakan untuk itu maka kekecewaan akan kebijakan ini yang muncul dan lebih tragisnya matakuliah ini tidak diajarkan untuk angkatan berikutnya :( .
